INDONESIA SERIUS TANGANI SAMPAH


21 Februari 2005, Senin dini hari, bukit sampah setinggi 60 meter dengan panjang 200 meter di Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Leuwigajah, Kota Cimahi, Jawa Barat, tiba-tiba longsor,
menyapu dua permukiman dan menewaskan 157 orang. Tragedi 18 tahun silam itu terjadi akibat hujan deras semalam suntuk dan ledakan gas metana dari dalam tumpukan bukit sampah
tersebut. Kisah pilu itu lantas melandasi terciptanya Hari Peduli Sampah Nasional atau HPSN yang diperingati setiap tahun pada 21 Februari guna menumbuhkan kesadaran semua orang tentang bahaya sampah bagi lingkungan, sosial, kesehatan, termasuk nyawa. “Melalui Hari Peduli Sampah Nasional, kita mengingatkan tragedi yang sangat menyakitkan, sampah bisa mengakibatkan orang bisa meninggal kalau kita lalai,” kata Direktur Jenderal Pengelolaan Sampah, Limbah, dan B3 Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan Rosa Vivien Ratnawati saat menghadiri peringatan HPSN 2023 di Gedung Manggala Wanabakti, Jakarta, Selasa (21/2/2023).
Indonesia yang mempunyai jumlah penduduk 275 juta jiwa kini sedang menghadapi masalah serius akibat sampah. Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan melalui Sistem Informasi Pengelolaan Sampah Nasional (SIPSN) mencatat volume timbulan sampah mencapai 18,99 juta ton per tahun.
Data itu merupakan akumulasi penginputan data dinamis yang sudah masuk dari 157 kabupaten dan kota se-Indonesia pada tahun 2022. Dari angka timbulan itu, Indonesia mampu mengurangi sampah 5,03 juta ton per tahun atau 26,5 persen dan penanganan sampah sebesar 9,67 juta ton per tahun atau setara 50,94 persen. Adapun jumlah sampah yang terkelola mencapai 14,70 juta ton atau setara 77,44 persen dan sampah tidak terkelola ada sebanyak 4,28 juta ton atau sekitar 22,56 persen.

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *