RI Mau Geber Energi Terbarukan, Ini Sederet Tantangannya


Jakarta – Para pelaku usaha energi terbarukan di dalam negeri masih dihadapkan pada sejumlah tantangan serius. Mulai dari tantangan kebijakan, tantangan pendanaan, tantangan teknologi dan tantangan sumberdaya manusia. Semua tantangan tersebut telah membuat laju pengembangan energi terbarukan di Indonesia tertatih-tatih
“Kita punya semangat mengembangkan energi terbarukan. Tapi, jangan salah, masih banyak tantangan yang menghadang. Bagi kami, para pelaku usaha energi terbarukan yang tergabung dalam Masyarakat Energi Terbarukan Indonesia (METI), semua tantangan itu menjadi hal yang sangat serius untuk diperhatikan, demi pencapaian target pengembangan energi terbarukan,” kata Ketua 1 METI Bobby Gafur Umar dalam keterangannya, Selasa (9/5/2023).

Sesungguhnya, pemerintah sudah tegas dengan komitmennya untuk secara cepat dan berkesinambungan mengembangkan Energi Terbarukan. Direktur Jenderal EBTKE Kementerian ESDM RI, Dadan Kusdiana, dalam kesempatan yang sama menegaskan bahwa pemerintah Indonesia masih menjaga komitmen untuk menjalankan transisi energi dan terus mengoptimalkan pemanfaatan sumber energi baru dan energi terbarukan.

“Upaya menghentikan operasi PLTU lebih dini, mengembangkan utilitas tenaga surya, panas bumi, maupun tenaga dari energi terbarukan terus dilakukan untuk mencapai target nol emisi karbon (net zero emission) pada 2060 mendatang. Saya berharap kegiatan Indonesia EBTKE ConEx tahun ini dapat menjadi tempat seluruh pemangku kepentingan memberikan dukungan agar transisi energi dapat berjalan sesuai jalurnya. Semoga kegiatan ini juga berjalan dengan sukses dan tidak hanya menjadi puncak acara namun juga dapat menjadi puncak semua komitmen yang telah kita paparkan,” ujar Dadan Kusdiana.

Salah satu tantangan serius yang membuat pengembangan Energi Terbarukan (ET) di Indonesia belum juga bisa optimal, menurut Bobby Gafur Umar yang juga Direktur Utama PT Maharaksa Biru Energi Tbk, adalah tantangan kebijakan. “Tidak hanya belum komprehensif, tapi ada kesan kebijakan-kebijakan yang terkait dengan pengembangan energi terbarukan hanya sekadar ‘opsional’, karena belum dilengkapi dengan mekanisme reward dan punishment,” kata Bobby.

Lagi pula, katanya, hingga saat ini masih sering terjadi perubahan kebijakan dan peraturan. Menurut Bobby, sering berubahnya peraturan ini bagaimanapun telah mengganggu kalangan dunia usaha bidang ET. “Pengembang ET akhirnya terpaksa harus menunggu peraturan yang diharapkan akan memberikan keuntungan dan manfaat lebih baik,” kata Bobby.

Masih terkait tantangan kebijakan, ia menyebut sejumlah hal penting yang perlu mendapat perhatian. Yakni penyederhanaan proses perizinan, pengadaan lahan serta penyediaan infrastruktur pendukung.

Tantangan Pendanaan

Bobby menjelaskan, alokasi pendanaan untuk keperluan pengembangan ET yang selama ini masih mengandalkan APBN, sangat terbatas.

“Baik itu dalam bentuk subsidi, insentif maupun pembayaran tarif, termasuk pendanaan untuk melaksanakan pengembangan teknologi energi terbarukan,” ujarnya.

Di pihak lain, dari sisi investasi, pengembang swasta skala besar sebenarnya sudah lebih berpengalaman dalam mendapatkan pendanaan melalui berbagai bentuk kerjasama dengan berbagai pihak.

Namun pengembang swasta skala kecil dan menengah nyatanya masih saja menghadapi kendala untuk pembiayaan investasi energi terbarukan, mengingat keterbatasan mereka dalam menyediakan jaminan dan keterbatasan dalam mendapatkan mitra untuk pengembangan energi terbarukan.

“Pendanaan APBN sangat terbatas, ini membuat alokasi dana untuk pengembangan energi terbarukan juga menjadi terbatas. Kami berharap Pemerintah dapat membantu mengembangkan pendanaan kreatif untuk membiayai pengembangan energi terbarukan, sehingga beban kepada APBN dapat dikurangi,” kata Bobby.

Dalam konteks demikian, Bobby melihat pentingnya peran dan andil investor asing dalam pengembangan ET di Indonesia. “Mereka membawa teknologi, ini sangat penting,” katanya.

Pada kesempatan itu Bobby juga menegaskan pentingnya segala dayaupaya untuk menekan emisi. Sudah saatnya segala lapisan masyarakat ikut secara gencar memainkan peran mereka dalam menekan emisi karbon. “Peran pengusaha muda menjadi penting. Harus diberi ruang yang luas bagi mereka, karena mereka yang nantinya akan memainkan peran,” katanya.

Baca artikel detikfinance, “RI Mau Geber Energi Terbarukan, Ini Sederet Tantangannya” selengkapnya https://finance.detik.com/energi/d-6711942/ri-mau-geber-energi-terbarukan-ini-sederet-tantangannya.

Download Apps Detikcom Sekarang https://apps.detik.com/detik/

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *