Teknologi Co-firing biomassa merupakan metode pemanfaatan biomassa sebagai substitusi parsial batubara yang dijadikan sebagai bahan bakar Pembangkit Listrik Tenaga Uap. Teknik ini
diklaim dapat menekan emisi karbon dan mengurangi ketergantungan batubara sebagai bahan bakar pembangkit listrik, serta merupakan langkah realistis untuk menjalankan implementasi
Green Energy. PLTU Nagan Raya 1-2, telah melakukan uji coba metode ini dengan memanfaatkan sekam padi dan serbuk gergaji atau sawdust sebagai sumber biomassa dengan komposisi masing masing 5 dan 10 persen biomassa. Menurut manager unit pelaksana pembangkitan Nagan Raya, Zulfan Idris Kaban, secara kualitas bahan bakar kalori yang di miliki sekam padi dan serbuk gergaji ini mencapai 3.500 Kcal/Kg. Dari hasil uji coba diketahui pembakaran berjalan baik dan tidak ada perubahan parameter operasional yang signifikan antara biomassa dengan batu bara. PLTU Nagan Raya dengan kapasitas 2×110 Mega Watt ini, telah mengkonversi sebagian batu bara dengan biomassa sejak tahun 2022 lalu. Awalnya menggunakan biomassa cangkang sawit.
Namun kini, beralih menggunakan sekam padi dan serbuk gergaji sebagai bahan baku Co-firing. Keberhasilan Co-firing biomassa ini diharapkan mampu menekan emisi karbon, dan meningkatkan jumlah energi baru terbarukan sebagai pengganti batu bara. Apalagi bahan baku biomassa, sekam padi dan serbuk gergaji ini berasal dari perkebunan dan pertanian warga kabupaten Nagan Raya, dengan harapan memberikan dampak pertumbuhan perekonomian masyarakat.
Sumber : https://www.kompas.tv/regional/437820/pltu-nagan-raya-lakukan-co-firing-biomassa-pengganti-batu-bara