Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jakarta didorong memperbanyak fasilitas pengolahan sampah berteknologi energi baru terbarukan (EBT). Sehingga, mengurangi gunungan sampah di Tempat Pembungan Sampah Terpadu (TPST) Bantar Gebang.”Jadi setiap kota madya memiliki tempat pengolahan sampah terpadu yang mampu mengubah sampah menjadi sumber energi lain semacam energi listrik atau briket bahan bakar dan juga pupuk kompos,” ujar anggota Komisi D DPRD Jakarta Dedi Supriadi, Sabtu, 13 Juli 2024.
Pemprov Jakara juga didorong segera mewujudkan percepatan fasilitas pengelolaan sampah. Dedi mencontohkan seperti Refuse Derived Fuel (RDF) yang sudah ada di TPST Bantar Gebang, Bekasi, Jawa Barat dan di Rotan, Jakarta Utara.”Kita berharap ada percepatan penambahan fasilitas penanganan sampah atau manajemen sampah di wilayah kota madya,” jelasnya.Sementara itu, Wakil Ketua Komisi D DPRD DKI Jakarta, Nova Harivan Paloh mengungkap sampah yang dihasilkan Jakarta sebanyak 7.800 ton per hari. Nova mengatakan Jakarta telah menggalakkan berbagai program untuk penanganan sampah.Salah satunya yakni mengolah sampah menjadi bahan bakar alternatif dari sampah atau RDF. Program tersebut juga untuk menggantikan Intermediate Treatment Facility (ITF) Sunter, Jakarta Utara, yang dibatalkan.”Akhirnya digantikan RDF itu mampu mengelola sampai 2.000 ton sampah per hari. Sebanyak 1.000 ton sampah lam a di Bantar Gebang, 1.000 ton sampah yang baru masuk,” ujar Nova.
Sumber : https://rmol.id/publika/read/2024/07/10/627695/pengelolaan-sampah-makin%02kedodoran