Pembangunan PLTBm itu berawal dari keluhan warga akan sekam padi yang kerap terbang terbawa angin sehingga mengganggu. Pemanfaatan biomassa dari hasil sampingan atau limbah industri, seperti sekam padi dan cangkang sawit, perlu digalakkan untuk meningkatkan bauran energi terbarukan di daerah.
Hal itu diharapkan turut mengembangkan pemanfaatan biomassa di tengah tantangan kendala ketidakberlanjutan pasokan dan harga yang tidak ekonomis. Koordinator Subnasional Program Akses Energi Berkelanjutan Institute for Essential Services Reform (IESR) Rizqi Prasetyo mengatakan, dari hasil kajian IESR, potensi biomassa di Sumsel mencapai sekitar 5 gigawatt (GW) atau terbesar di Indonesia. Selanjutnya ada Riau dengan 4,6 GW dan Kalimantan Tengah dengan 3,7 GW.