PT PLN (Persero) berhasil melakukan implementasi co-firing atau penggunaan biomassa sebagai substitusi batu bara di Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) Air Anyir di Pulau Bangka, Provinsi Kepulauan Bangka Belitung. Melalui program co-firing tersebut, perseroan telah menghasilkan energi hijau atau green energy sebesar 8.205 megawatt hour (MWh) serta mampu menekan emisi yang ada di Pulau Bangka. Konsumsi batubara sebagai bahan bakar Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU), saat ini perlahan dikurangi. Program co-firing ini merupakan bentuk upaya dalam mendukung target bauran energi nasional untuk energi baru terbarukan sebesar 23 persen pada tahun 2025 dan Program Pemerintah Net Zero Emission Tahun 2060, salah satunya dengan beralih ke penggunaan sumber Energi Baru Terbarukan (EBT). Net Zero Emission atau nol emisi karbon merupakan kondisi dimana jumlah emisi karbon yang dilepaskan ke atmosfer tidak melebihi jumlah emisi yang mampu diserap oleh bumi. “Untuk mendorong program pemerintah yakni target bauran energi nasional untuk energi baru terbarukan sebesar 23 persen pada tahun 2025 dan Program Pemerintah Net Zero Emission Tahun 2060 PLTU Air Anyir Bangka setahun yang lalu mengimplementasikan co-firing,” ungkap Manajer Operasional Pembangkit PLTU Air Anyir Apriyadi dari rilis yang diterima Bangka Pos Group, Senin (31/7/2023).
POS Manajer Pengendalian K3 dan Lingkungan PLN Unit Induk Wilayah Bangka Belitung (PLN Babel) Ganjar Riyadi mengatakan, program co-firing di PLTU Air Anyir ini merupakan bentuk
upaya PLN dalam meningkatkan bauran energi nasional. Co-firing yang merupakan teknik substitusi batubara dengan rasio tertentu ini digunakan secara bersamaan dengan woodchip atau
limbah kayu dalam pembakaran PLTU.
Sumber : https://belitung.tribunnews.com/2023/08/02/co-firing-pltu-produksi-energi-hijau