Perusahaan Cinta Laura (OASA) Gandeng Investor Jerman Bikin PLTSA Rp5,5 Triliun di Jakarta


PT Maharaksa Biru Energi Tbk. (OASA), perusahaaan energi terbarukan yang salah satu komisarisnya adalah Cinta Laura Kiehl, menggandeng Intec Engineering GmbH / SBW Energy GmbH Jerman. CEO/Presiden Direktur Maharaksa Biru Energi Bobby Gafur Umar dalam keterangan resminya menyampaikan OASA telah menandatangani perjanjian aliansi strategis dengan Intec Engineering GmbH / SBW Energy GmbH Jerman, untuk sebuah kerja sama di bidang pengembangan proyek-proyek energi terbarukan di Indonesia, seperti PLTSA. “Saya bersama Pak Bert Hufener, CEO/Authorized Signature SBW Energy GmbH yang sekaligus mewakili Intec Engineering GmbH menandatangani naskah perjanjian aliansi strategisnya. Proyek pertama kami adalah pengolahan sampah di DKI Jakarta, senilai 347 juta euro,” katanya usai acara penandatanganan di Bali sebagai salah satu acara dalam B20, Jumat (11/11/2022).

Menurut Bobby, Intec yang berbasis di Jerman adalah perusahaan internasional yang sudah diakui untuk desain, manufaktur dan pengiriman sistem energi, dan unggul untuk pembuatan pembangkit listrik limbah menjadi energi, panas bumi dan biomassa.

Sementara SBW, juga berbasis di Jerman, selama ini dikenal sebagai perusahaan yang memberikan konsultasi manajemen, dan manajemen proyek dalam proyek energi terbarukan di seluruh dunia, di bidang hidro, biomassa, kincir angin, panas bumi, dan limbah menjadi energi. Bobby mengatakan, baik OASA maupun mitra-mitranya tersebut akan membentuk aliansi strategis untuk pengembangan energi terbarukan di Indonesia.

“Pada tahap awal ini, kami ingin mengembangkan fasilitas pengolahan antara atau waste to energy di Jakarta, dengan kapasitas 2.000 metrik ton sampah per hari. Fasilitas ini akan menghasilkan listrik sebesar 42 megawatt. Kami targetkan sudah bisa ground breaking di semester I/2023,” kata Bobby. Bobby menjelaskan bahwa OASA akan berusaha untuk terus mencari dan mengembangkan setiap peluang bisnis energi hijau dan terbarukan di Indonesia, sementara Intec akan menyediakan teknologi yang diperlukan, termasuk desain dan persiapan proyek, dan SBW akan memfasilitasi akses ke lembaga keuangan Eropa untuk pembiayaannya.

Menurut Bobby, Jerman memiliki keunggulan dalam teknologipengembangan energi terbarukan. Bobby yang juga Waketum KADIN Indonesia Bidang Perindustrian mengingatkan, sebagai ekonomi terbesar di Eropa dan Asia Tenggara, peluang kerja sama ekonomi Indonesia dan Jerman sangat besar.
“Di sektor energi baru dan terbarukan, dan di sektor industri teknologi tinggi,” katanya. Kerja sama pengembangan energi terbarukan antara Jerman dan Indonesia yang melibatkan pihak swasta menjadi hal yang sangat penting untuk mengejar komitmen Perjanjian Paris, serta memenuhi bauran energi nasional sebesar 23 persen pada tahun 2025. Bobby mengatakan, Indonesia harus memaksimalkan potensi lokal untuk memastikan pengembangan EBT sejalan dengan kondisi ekonomi Indonesia dan tantangan ke depan.

Author: Hafiyyan
Editor : Hafiyyan

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *