PT PLN (Persero) berhasil melakukan implementasi co-firing atau penggunaan biomassa sebagai
substitusi batu bara di Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) Air Anyir di Pulau Bangka, Provinsi
Kepulauan Bangka Belitung. Melalui program co-firing tersebut, perseroan telah menghasilkan
energi hijau atau green energy sebesar 8.205 megawatt hour (MWh) serta mampu menekan
emisi yang ada di Pulau Bangka. Konsumsi batubara sebagai bahan bakar Pembangkit Listrik
Tenaga Uap (PLTU), saat ini perlahan dikurangi. Program co-firing ini merupakan bentuk upaya
dalam mendukung target bauran energi nasional untuk energi baru terbarukan sebesar 23% pada
tahun 2025 dan Program Pemerintah Net Zero Emission Tahun 2060, salah satunya dengan
beralih ke penggunaan sumber Energi Baru Terbarukan (EBT). Net Zero Emission atau nol emisi
karbon merupakan kondisi dimana jumlah emisi karbon yang dilepaskan ke atmosfer tidak
melebihi jumlah emisi yang mampu diserap oleh bumi. Untuk mendorong program pemerintah
yakni target bauran energi nasional untuk energi baru terbarukan sebesar 23% pada tahun 2025
dan Program Pemerintah Net Zero Emission Tahun 2060 PLTU Air Anyir Bangka setahun yang
lalu mengimplementasikan co-firing,” ungkap Manager Operasional Pembangkit PLTU Air Anyir
Bangka, Apriyadi, Sabtu (29/7/2023). Manager Pengendalian K3 dan Lingkungan PLN Unit Induk
Wilayah Bangka Belitung (PLN Babel) Ganjar Riyadi mengatakan, program co-firing di PLTU Air
Anyir ini merupakan bentuk upaya PLN dalam meningkatkan bauran energi nasional. Co-firing
yang merupakan teknik substitusi batubara dengan rasio tertentu ini digunakan secara bersamaan
dengan woodchip atau limbah kayu dalam pembakaran PLTU.
Selengkapnya :
https://www.okezone.com/tren/read/2023/07/31/620/2854833/realisasi-pasokan-biomassa-capai-450-2-ribu-ton-hingga-semester-i-2023