Kadin nilai terlibatnya pemda di ‘waste to energy’ atasi masalah lahan

 

Wakil Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia Bobby Gafur Umar menilai terlibatnya pemerintah daerah (pemda) dalam program waste to energy atau mengubah sampah menjadi energi dapat mengatasi permasalahan akuisisi lahan.

Waste to energy yang sekarang itu solusi yang paling bagus menurut saya, karena lahan disediakan oleh pemda,” ujar Bobby ketika ditemui di sela Indonesia International Sustainability Forum, di Jakarta, Jumat.

Bobby menyampaikan, selama ini yang menjadi permasalahan dari mengelola sampah menjadi listrik adalah ketersediaan lahan. Untuk mengelola seribu ton sampah per hari, kata dia, dibutuhkan lahan sekitar 5 hektare.

“Sekitar 4 hektare itu pabriknya, tapi kan mesti ada kantornya, jalannya, dan segala macam, itu kira-kira 5 hektare,” kata Bobby lagi.

Idealnya, ujar dia pula, lahan tersebut berlokasi di dalam daerah yang menghasilkan sampah. Akan tetapi, ketersediaan lahan di daerah-daerah yang padat penduduk seperti Jakarta sangatlah terbatas.

Oleh karena itu, apabila pemda bersedia untuk menyiapkan lahan dalam rangka mendukung program waste to energy, Bobby meyakini hal tersebut dapat menyelesaikan salah satu permasalahan yang menjadi kendala bagi investor.

Investor acapkali mengalami kesulitan untuk mengeksekusi sebuah program apabila harus melakukan pembebasan lahan.

“Nanti ketemu dengan demonstrasi, sertifikat double, atau masalah hukum. Yang paling sulit di Indonesia adalah akuisisi lahan,” ujar Bobby pula.

CEO Badan Pengelola Investasi (BPI) Daya Anagata Nusantara (Danantara Indonesia) Rosan Roeslani mengungkapkan proyek waste to energy atau pembangunan stasiun PSEL di 33 kota di seluruh wilayah Indonesia membutuhkan investasi dengan total nilai sekitar Rp91 triliun.

Setiap stasiun Pengolahan Sampah Menjadi Energi Listrik (PSEL) diperkirakan memiliki kapasitas pengelolaan sekitar 1.000 ton sampah per hari.

Adapun peluncuran program waste to energy direncanakan berlangsung pada awal November 2025, serta akan dilakukan melalui proses lelang yang terbuka dan transparan.

Melalui waste to energy, Rosan berharap bahwa dalam dua tahun ke depan, sebagian besar sampah di kota-kota besar dapat diubah menjadi energi listrik sekaligus menciptakan lapangan kerja baru bagi masyarakat Indonesia.

 

Sumber : https://www.antaranews.com/berita/5167213/kadin-nilai-terlibatnya-pemda-di-waste-to-energy-atasi-masalah-lahan

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *